SUARAENERGI.COM – Dalam peringatan Bulan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Nasional pada tanggal 12 Januari – 12 Februari 2024, Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyelenggarakan webinar keselamatan migas sebagai salah satu rangkaian acara dalam peringatan tersebut.
Acara tersebut mengangkat tajuk ‘Process Safety & Asset Integrity Management (PSAIM) System In Full Cycle‘, yang diselenggarakan di Jakarta, Selasa (6/2).
Dalam sambutannya, Direktur Teknik dan Lingkungan Migas Mirza Mahendra mengungkapkan bahwa peran aktif dari seluruh pihak yang bergerak dalam usaha migas sangat diperlukan untuk mewujudkan budaya keselamatan migas. Sehingga empat aspek keselamatan migas yang terdiri dari keselamatan pekerja, keselamatan instalasi peralatan, keselamatan lingkungan, dan keselamatan umum dalam kegiatan operasi migas dapat dilaksanakan dengan baik.
“Dari empat aspek tersebut, terdapat keselamatan instalasi peralatan, yang salah satu substansinya adalah PSAIM system. Dengan penerapan PSAIM, menjadi salah satu kunci keberhasilan kepala teknik migas untuk memastikan kegiatan operasi yang aman, andal, dan akrab lingkungan,” ujarnya.
Melalui penerapan PSAIM, sambung Mirza, akan memberikan pondasi yang kokoh dengan cara yang terstruktur dan terukur dalam menghadapi tantangan ketidakpastian dan operasional yang kompleks di industri migas.
“Safety Management dan Asset Integrity tidak bisa dipandang hanya sekedar tanggung jawab perusahaan atau manajemen operasional. Dalam era yang terus berkembang dengan cepat ini, ketidakpastian dan kompleksitas operasional semakin menjadi tantangan,” tuturnya.
Dalam PSAIM, memuat keypoint seperti identifikasi risiko, manajemen perubahan, evaluasi kinerja, pelatihan, inspeksi, pemeliharaan, tanggap darurat, dan pengukuran kinerja. Seluruh elemen tersebut saling terkait dan membentuk pondasi keselamatan dan keberlanjutan yang sejalan dengan Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Migas.
Selain itu, Mirza mengatakan implementasi PSAIM dalam industri migas di Indonesia menjadi sangat penting karena terkait dengan penuaan Instalasi, risiko-risiko keselamatan, dan keberlanjutan operasional. Terlebih, industri migas Indonesia seringkali memiliki fasilitas yang telah beroperasi selama beberapa dekade.
“Oleh karena itu, asset integrity tersebut harus dipastikan masih handal, masih layak, dan tidak terjadi potensi bahaya yang dapat membahayakan dari para pekerja serta operasi dari kegiatan usaha minyak dan gas bumi,” jelas Mirza.
Sebagai informasi, webinar tersebut diselenggarakan oleh Ditjen Migas bersama dengan Perkumpulan Ahli Keteknikan dan Keselamatan Migas (PAKKEM), dengan menghadirkan HSSE Safety Operation PT Pertamina Hulu Mahakam Jhon Rainier dan Senior Process Safety Engineering PT. Pertamina Hulu Mahakam, Diyah Wulandari, sebagai narasumber, dan Ketua PAKKEM Achmad Dahlan sebagai moderator.
Acara tersebut dihadiri ratusan peserta dari perwakilan Kontraktor Kontrak Kerja Sama, Badan Usaha Pemegang Izin Usaha Hilir Migas, Badan Usaha Penunjang Migas, Asosiasi Kegiatan Usaha Migas, Tim Independen Pengendalian Keselamatan Migas (TIPKM), mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi, dan juga para pegawai lingkungan Ditjen Migas.