SUARAENERGI.COM – Institut Teknologi PLN (IT PLN) meluluskan 639 mahasiswa magister, sarjana dan ahli madya yang telah menyelesaikan masa studinya. Hal ini ditandai dengan upacara Wisuda ke-43 yang dilaksanakan di Gedung Sasana Kriya Taman Mini Indonesia Indah (TMII), pada Minggu (19/11). Para lulusan IT PLN ini akan menjadi salah satu sumber daya manusia (SDM) unggul dalam menjawab kebutuhan SDM Indonesia menyongsong transisi energi.
Direktur Legal dan Manajemen Human Capital PLN Yusuf Didi Setiarto dalam sambutannya menegaskan komitmen PLN untuk terus mendukung penguatan marwah IT PLN dan menjadikannya sebagai perguruan tinggi teknik terbaik di ASEAN.
Dia mengatakan, sejak tahun lalu manajemen PLN sudah mendeklarasikan bahwa IT PLN adalah anak kandung PLN. Menurut dia, IT PLN berada di bawah koordinasi Yayasan Pendidikan dan Kesejahteraan (YPK) PLN sesuai ketentuan legal.
“Dengan memposisikan IT PLN sebagai anak kandung PLN maka ceritanya menjadi lain. Sejak itu intervensi PLN kepada IT PLN demi peningkatan kualitas kampus dilakukan secara menyeluruh dan terstruktur,” kata Didi.
Didi mengungkapkan PLN Group secara terbuka memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk melakukan magang di seluruh unit PLN. Kemudian, demi perbaikan dan sebagai langkah evaluasi IT PLN juga secara berkala melakukan asesmen.
“Kita telah meminta pakar asesmen dari University Tenaga Nasional (UNITEN) Malaysia untuk memotret IT PLN. Dari hasil asesmen tersebut kita menjadi tahu ruang-ruang perbaikan untuk menjadikan kampus ini yang terbaik,” kata dia.
Sementara itu, Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah III Toni Toharudin menyampaikan keinginannya agar para wisudawan IT PLN dapat mewujudkan cita-cita bersama dalam memanfaatkan bonus demografi. Menurut dia, ini bisa menjadi peluang untuk mengembangkan sektor pendidikan dan meningkatkan kualitas SDM Indonesia.
Di sisi lain, Rektor IT PLN Iwa Garniwa mengungkapkan bahwa tema wisuda _”Applied University Empowering Great Expert Leader in The Global Industry”_ berarti menegaskan posisi IT PLN sebagai kampus yang mencetak lulusan siap kerja.
“Kita bukan hanya mencetak sarjana, namun mencetak SDM yang kompeten dan mumpuni agar siap menjadi expert leader di industri global. Ini bukan sekedar slogan yang berhenti di tataran wacana, namun kita sungguh-sungguh dalam mewujudkannya,” katanya.
Iwa melanjutkan bahwa IT PLN menerapkan kurikulum pendidikan 4 – 4 – 2 yang artinya 40% teori, 40% _problem solving_ dan 20% kuliah industri. Dengan demikian belajar di IT PLN bukan sekedar belajar teori namun juga belajar menyelesaikan masalah dan merasakan langsung dinamika dunia industri.
Orasi Ilmiah The New Paradigm
Dalam wisuda ini juga disampaikan orasi ilmiah mengenai paradigma baru (The New Paragidm) oleh Menteri ESDM 2017 – 2019, Ignasius Jonan. Dirinya turut berpesan kepada seluruh wisudawan untuk menetapkan tujuan meraih cita-cita.
Jonan menyampaikan, mengutip artikel _The Heart of Business_ yang ditulis Hobert Joly di Harvard Business Review, terdapat empat hal besar yang harus diperhatikan. Pertama dunia membutuhkan apa _(what the world needs)._ Kedua apa keunikan sebuah perusahaan tersebut _(what your company is uniquely good at)._ Ketiga bagaimana bisa menciptakan nilai ekonomis _(how your company can create economic value)._
Menurut Jonan, di era bonus demografi sebuah organisasi atau perusahaan itu harus memiliki nilai ekonomis. Begitu juga dalam bekerja, baik itu di sektor pemerintahan, pendidikan, dan lainnya. Menurutnya, kalau tidak ada nilai ekonomisnya organisasi tidak akan berkembang.
“Tiga hal yang diatas saya paham, dari mulai tahun 80’an sejak saya bekerja. Namun yang keempat adalah apa yang disukai oleh orang-orang yang bekerja di perusahaan _(what your people at your company are passionate about),”_ imbuhnya.
Jonan mengatakan bahwa para pengajar (akademisi) yang membimbing generasi muda atau gen Z itu memahami bahwa generasi milenial dalam bekerja atau berkarya atas dasar _passion_ bakat dan minat.
“Generasi milenial sekarang bekerja bukan hanya atas dasar pendidikan melainkan _passion_ -nya. Ini menurut saya penting,” papar Jonan menambahkan.