SUARAENERGI.COM – Lembaga pelaporan energi dan harga komoditas global Argus meluncurkan serangkaian penilaian harga baru untuk ekspor nikel Indonesia. Ini akan meningkatkan transparansi harga di negara dengan pertumbuhan pasar nikel tercepat di dunia. Argus bekerja sama dengan PT Indeks Komoditas Indonesia (PT IKI) dan akan mempublikasikan harga tiga grade produk nikel dan produk setengah jadi Kelas II sebagai bagian dari seri Indeks Nikel Indonesia (INI).
Untuk diketahui, Nikel yang paling umum digunakan dalam produksi baja tahan karat, kini mempunyai arti strategis baru karena peran nikel sulfat dalam pembuatan baterai untuk kendaraan listrik. Indonesia memiliki cadangan terbukti nikel terbesar di dunia dan kini menyumbang hampir setengah dari produksi dan ekspor nikel global.
Sebagian besar produksi Indonesia adalah nikel Kelas II, seperti feronikel dan nikel pig iron, atau produk antara nikel, yang biasanya dimasukkan ke dalam rantai pasokan baterai. Nikel Kelas II kini menyumbang sebagian besar produksi nikel global dan pangsanya terus tumbuh pesat.
Dalam beberapa tahun terakhir, harganya
telah terputus nikel Kelas I dengan kemurnian tinggi melebihi 99,8% digunakan untuk penyelesaian nikel yang diperdagangkan di bursa. Dampaknya adalah meningkatnya permintaan akan referensi harga independen untuk nikel Kelas II.
Chairman dan Chief Executive Argus Media Adrian Binks mengatakan: “Setelah menjalin hubungan erat dengan para pelaku pasar, kami senang dapat bermitra dengan PT IKI untuk menghadirkan transparansi yang lebih besar pada pasar nikel global dan mengatasi perbedaan yang semakin meningkat antara harga nikel Kelas I dan Kelas II. Harga Indeks Nikel Indonesia (INI) kami yang baru didukung oleh metodologi penilaian kami yang kuat dan transparan serta mencerminkan masukan dari pembeli dan penjual fisik dari pasar nikel.”
Sementara Maydin Sipayung, Chief Executive, PT IKI berkomentar: “Kami sangat senang dapat memperluas kemitraan jangka panjang kami dengan Argus untuk memberikan penilaian baru kepada para pelaku pasar nikel Kelas II yang mencerminkan permintaan dan pasokan spesifik pasar yang berbeda dari keharusan mendasarkan harga dan manajemen risiko. keputusan tentang nilai Nikel kelas I yang memiliki sifat fisik dan fundamental terkait yang berbeda.”
Harga INI pada awalnya akan terdiri dari penilaian harga langsung mingguan untuk nickel pig iron, nickel matte, dan mixed hydroxide precipitate (MHP) berdasarkan fob Indonesia, yang mencerminkan likuiditas pasar saat ini. Ketiga harga INI akan dipublikasikan sebagai rata-rata penilaian independen masing-masing produk oleh Argus dan PT IKI.
Penilaian didasarkan pada transaksi, penawaran dan penawaran di pasar spot untuk memastikan bahwa semuanya merupakan representasi nilai pasar wajar yang akurat dan kuat.
Argus menerbitkan tolok ukur Indonesian Coal Index (ICI) yang banyak jadi rujukan bersama PT Coalindo Energy, afiliasi PT IKI.
Untuk diketahui, Argus adalah penyedia pasar intelijen independen terkemuka untuk energi dan komoditas global. Perusahaan ini menawarkan penilaian harga, berita, analitik, layanan konsultasi, alat ilmu data, dan konferensi industri yang penting untuk menerangi pasar komoditas yang kompleks dan tidak jelas.
Perusahaan, firma perdagangan, dan pemerintah di 160 negara di seluruh dunia menggunakan data Argus untuk mengambil keputusan, menganalisis situasi, mengelola risiko, memfasilitasi perdagangan, dan untuk perencanaan jangka panjang. Harga Argus digunakan sebagai tolok ukur terpercaya di seluruh dunia untuk menentukan harga transportasi, komoditas, dan energi.
Didirikan pada tahun 1970, Argus tetap menjadi perusahaan swasta yang terdaftar di Inggris yang dimiliki oleh pemegang saham karyawan, perusahaan ekuitas pertumbuhan global General Atlantic dan Hg, investor spesialis perangkat lunak dan layanan teknologi.
Sementara PT Indeks Komoditas Indonesia (PT IKI) PT Indeks Komoditas Indonesia (PT IKI) adalah perusahaan penanaman modal asing dan didirikan untuk menyediakan indeks komoditas utama Indonesia termasuk mineral, logam, energi dan pertanian.