SUARAENERGI.COM – Mewujudkan transisi energi di Indonesia tak hanya membutuhkan kebijakan kuat sebagai landasannya, tetapi juga diperlukan kesiapan sumber daya manusia (SDM) untuk mendukung program tersebut. Hal tersebut yang menjadi semangat Program GERILYA yang sudah berjalan 2 tahun sejak 2021 yaitu untuk menyiapkan bibit unggul generasi muda meneruskan estafet transisi energi.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerjasama Agus Cahyono Adi pada acara Sosialisasi Program Gerilya Academy di Bandung (11/12). Ia mengungkapkan pelaksanaan Program Gerilya Academy pada tahun ajaran 2024 sejalan dengan misi menyediakan pendidikan yang merata dan berdampak pada peluang pekerjaan dan pembangunan ekonomi.
“Kita akan terus mencari bibit unggul generasi muda meneruskan estafet transisi energi. Harapannya semangat transisi energi tidak hanya mimpi tapi dapat terwujud nyata, agar seluruh mahasiswa dari berbagai wilayah di Indonesia mendapat kesempatan belajar untuk proses pembangunan EBT”, buka Agus.
Sebelumnya, GERILYA (Gerakan Inisiatif Listrik Tenaga Surya) menjadi program unggulan Kementerian ESDM dalam rangka mendukung dan menyiapkan peran pemuda yang ingin berkontribusi dalam transisi energi di Indonesia. Selama 2 tahun berlangsung, program GERILYA telah meluluskan 171 mahasiswa dari 51 kampus di Indonesia.
“Melanjutkan program tersebut, Gerilya Academy hadir lebih komprehensif, merancang kegiatan pembelajaran untuk mempersiapkan mahasiswa terjun ke industri EBTKE dan menempatkan mahasiswa di lokasi perusahaan mitra kolaborasi Kementerian ESDM”, lanjut Agus.
Sementara di acara yang sama, Koordinator Penyiapan Program Aneka EBT Mustaba Ari, mewakili Direktur Aneka EBT Ditjen EBTKE Kementerian ESDM menyatakan bahwa untuk pengembangan EBT, selain kebijakan juga diperlukan sinergi dan kolaborasi antar pemerintah, industri dan lini usaha dalam mencapai tujuan mendukung Net Zero Emission pada tahun 2060 atau lebih cepat lagi.
“Rancangan Undang-Undang EBT yang sedang dirancang pemerintah akan menjadi payung pengembangan energi baru terbarukan. Selain kebijakan yang kuat, pembangunan serta pengembangan transisi energi memerlukan sinergi dan kolaborasi antar Pemerintah hingga industri”. Dalam hal ini, harapan kami melalui Program Gerilya Academy yang diinisiasi oleh KESDM dapat menjadi wadah untuk kolaborasi tersebut”, ungkap Mustaba membuka sosialisasi di hari berikutnya (12/12).
Sementara itu Retno Soebagyo, Director Strategic Planning USAID-Sinar menyampaikan apresiasi atas pelaksanaan Program Gerilya Academy sebagai program unggulan yang dijalankan Kementerian ESDM sebagai ujung tombak pembangunan energi di Indonesia
“Kami memiliki misi yang sama untuk mengatasi perubahan iklim, salah satunya melalui program penjangkauan publik untuk dapat berpartisipasi transisi energi dan kami melihat Program Gerilya Academy merupakan kegiatan yang bagus dan selayaknya dijalankan Kementerian sebagai ujung tombak pembangunan energi di Indonesia”, ungkap Retno.
Seiring dengan semangat inklusivitas dan literasi energi bersih berkeadilan, Ketua Tim Kurikulum GERILYA Academy Reza Huseini berharap adanya output berkelanjutan program ini melalui platform Gerilya Learning Energy Hub, salah satu inisiasi literasi pembelajaran energi bersih dalam bentuk digitalisasi.
“Terobosan diwujudkan dalam buku referensi digital ataupun video pembelajaran terkait isu transisi energi. Dengan langkah-langkah inovatif ini, diharapkan Gerilya Academy dapat menjadi pusat pengetahuan yang dinamis dan terbuka bagi semua pihak yang berkomitmen untuk membangun masa depan energi yang lebih bersih dan berkelanjutan di Indonesia,” pungkasnya.
Program Gerilya Academy adalah sebuah program Kementerian ESDM kolaborasi dengan Kampus Merdeka Kemendikbudristek, badan usaha dan akademisi, yang didukung juga oleh USAID-Sinar (Sustainable Energy For Indonesia’s Advancing Resilience).