Untuk mewujudkan target net zero emission (NZE), berbagai langkah strategis dilakukan oleh KAI Group. Salah satunya yaitu pengimplementasian PLTS dibeberapa aset KAI, seperti stasiun, perkantoran, griya karya, depo, dan balai yasa yang berhasil menghemat Listrik serta menghemat biaya operasional.
“KAI mengimplementasikan PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) di stasiun-stasiun dan kantor KAI mulai September 2022. Dengan penggunaan PLTS, KAI berhasil menghemat listrik hingga 8% dari tagihan listrik bulanan selama periode November 2023 hingga Juni 2024, dengan total kontribusi penghematan sebesar Rp 1.011.590.730,” ungka VP Public Relations KAI Anne Purba dalam keterangan tertulis, Selasa (30/7/2024).
Anne merinci terdapat 40 stasiun dan 2 balai yasa yang telah dipasangi PLTS saat ini, antara lain Stasiun Pasarsenen, Tanjungpriok, Depok, Citayam, Jakartakota, Duri, Serpong, Parungpanjang, Cikini, Bogor, Gondangdia, Juanda, Manggabesar, Sawahbesar, Cirebon, Cirebonprujakan, Brebes, Purwokerto, Kutoarjo, Kroya, Cilacap, Yogyakarta, Ketapang, Probolinggo, Jember, Rangkasbitung, Tangerang, Universitas Indonesia, Cawang, Semarang Tawang Bank Jateng, Semarang Poncol, Tegal, Pekalongan, Solo Balapan, Madiun, Surabaya Pasarturi, Surabaya Gubeng, Malang, Bojonegoro, Wonokromo, serta Balai Yasa Manggarai dan Yogyakarta.
Pihaknya berencana untuk terus menambah jumlah Implementasi PLTS pada Bangunan Aset KAI secara bertahap. Baik itu di stasiun, kantor, depo, griya karya, maupun balai yasa.
“KAI juga akan meningkatkan transparansi, akuntabilitas, dan tata kelola perusahaan yang baik dalam semua aspek operasional, termasuk dengan melakukan pelaporan berkala tentang pencapaian dan tantangan dalam implementasi ESG (Environmental/Lingkungan, Social/Sosial, dan Governance/Tata Kelola Perusahaan) kepada publik dan pemangku kepentingan, serta mengadopsi praktik tata kelola perusahaan yang baik untuk memastikan operasional yang transparan dan akuntabel,” paparnya.
Lebih lanjut, ia pun merinci berbagai langkah yang telah dilakukan KAI dalam rangka mencapai target NZE.
“Pada operasional dan sarana kereta, kami mengoptimalkan penggunaan bahan bakar B35 yang lebih bersih dan efisien untuk armada kereta, serta mengelola limbah secara berkelanjutan untuk mengurangi dampak termasuk penggunaan toilet ramah lingkungan. Salah satu bukti nyata pada komitmen ini, pada tanggal 22 Juli 2024, KAI telah menguji coba B40 pada KA Bogowonto,” kata Anne.
Selain itu, KAI Group juga melakukan inovasi terhadap layanan penumpang berupa program paperless. Pihaknya mengembangkan aplikasi digital seperti Access by KAI dan boarding dengan face recognation. KAI juga mendukung cashless society dengan mengurangi penggunaan uang cash dan e-ticketing pada layanan commuter.
Dalam mendukung literasi dan edukasi yang lebih luas di bidang pelayanan, KAI Group juga menyiapkan water station untuk mengurangi penggunaan botol plastik pada pegawai maupun pelanggan KA yang ditargetkan dapat terlayani lebih dari 400 juta pada tahun 2024.
Water dispenser yang disediakan KAI untuk penumpang merupakan layanan Drinking Water Station yang memungkinkan penumpang mengisi ulang air seperlunya selama di stasiun.
“Hadirnya dispenser merupakan langkah dari KAI untuk menerapkan kampanye ramah lingkungan. Setiap dispenser yang ditempatkan KAI menyediakan pilihan air panas, dingin, dan normal sesuai selera penumpang,” terangnya.
Per Juli 2024, terdapat 22 stasiun yang menyediakan water station yaitu Gambir, Pasarsenen, Bandung, Kiaracondong, Cirebon, Cirebon Prujakan, Semarang Tawang Bank Jateng, Semarang Poncol, Purwokerto, Kutoarjo, Yogyakarta, Lempuyangan, Solo Balapan, Madiun, Kertosono, Kediri, Blitar, Surabaya Pasarturi, Surabaya Gubeng, Malang, Jember, dan Tanjungkarang.
KAI juga menyiapkan parkir sepeda gratis dan pemisahan jenis sampah di beberapa stasiun terutama commuter. Serta menggalakkan penanaman pohon di berbagai area kerja sebagai salah satu program CSR untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan menangkal polusi udara, hingga semester 1 tahun 2024, KAI telah menanam total 2.238 pohon.