ASOF27, AWG, KLHK, Wildlife

Inilah Pembahasan Gelaran ke 27 ASEAN Senior Officials on Forestry (ASOF27) yang dipimpin Delegasi RI

Dok: PPID Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

SUARAENERGI.COM – Gelaran the Twenty-Seventh ASEAN Senior Officials on Forestry (ASOF27) yang berlangsung selama dua hari (18 – 19 Juli 2024), telah dipimpin Indonesia sebagai ASOF Leader. Pada pertemuan tersebut, Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Lestari (PHL) KLHK Dida Migfar Ridha, bertindak sebagai Chair ASOF27, didampingi Co-Chair Somvang Phimmavong dari Lao PDR sebagai Co-Chair ASOF27 dan Pham Quang Minh, Asisten Director Of Food, Agriculture and Forestry Devision dari Sekretariat ASEAN.

Pada pertemuan ASOF27, Negara-negara ASEAN telah menyampaikan kemajuan dalam pelaksanaan Sustainable Forest Management di masing-masing negara. Pertemuan ASOF27 juga telah berhasil menyepakati laporan teknis hasil pembahasan di tingkat Working Group, yaitu Laporan the 19th AWG on Cites and Wildlife Enforcement; Laporan the 19th AWG on Forest Management; Laporan the 18th AWG on Social Forestry; Laporan the 20th AWG on Forest and Climate Change; dan Laporan the 27th AWG on Forest Product Development.

Selain laporan teknis tersebut, kepemimpinan Indonesia pada ASOF27 juga berhasil mendorong finalisasi beberapa dokumen penting.

Pertama, New design of monitoring, assessment and reporting format for sustainable forest management telah direkomendasikan oleh ASOF27 untuk diadopsi pada pertemuan 46th ASEAN Ministry on Agriculture and Forestry (46th AMAF).

Kedua, The Development of ASEAN Handbook for FLEGT implementation in ASEAN, telah dicatat oleh ASOF27.

Ketiga, the ASEAN Strategy for Sustainable Mangrove Ecosystem Management telah direkomendasikan oleh ASOF27 untuk selanjutnya disampaikan pada the 46th AMAF melalui SOM-AMAF untuk dapat direkomendasikan.

Keempat, The Regional Free, Prior, and Informed Consent (FPIC) Handbook: Practicing FPIC in ASEAN Customary Tenure (CT) Systems in Forested Landscape telah direkomendasikan sebagai salah satu deliverables utama dalam ASOF27 dan untuk selanjutnya disampaikan pada the 46th AMAF melalui SOM-AMAF untuk dapat diadopsi.

Kelima, ASEAN Voluntary Guideline for Tropical Forest Resources Monitoring telah disepakati menjadi salah satu key deliverables pada ASOF28 tahun 2025 dengan substansi sebagai berikut :

  1. Foundation of ASEAN Tropical Forest Resources Monitoring Institutionalization; Developing national capacity building; Developing multistakeholder, partnerships and collaboration etc.
  2. Harmonization. and Compatibility of Terms of Definition & Methodology of Tropical Forest Resources Monitoring Land and Forest Definition; Land and Forest Classifications & Hierarchy; Forest Monitoring Methodologies using Remote Sensing Technology (Manual/Visual Interpretation, Automatic/Digital Classification, and Sample-based area estimation).
  3. Dynamics of Forest Development Tropical Forest Cover, Deforestation & Forest Degradation, Reforestation.
  4. Validation (Quality Control and Quality Assurance).
  5. Data management, documentation, national and international reporting.

Pada ASOF27, Delegasi RI (Delri) yang dipimpin oleh Kepala Pusat Standarisasi Instrumen Pengelolaan Hutan Berkelanjutan,

Wening Sri Wulandari, juga menyampaikan country report tentang Pengelolaan Hutan Lestari di Indonesia. Beberapa isu yang diangkat yaitu perkembangan perhutanan sosial dan sertifikasi hasil hutan. Kemudian, Delri menyampaikan aksi nyata Indonesia dalam merespon perubahan iklim global dengan prinsip leading by example serta upaya indonesia dalam mengatasi perdagangan satwa liar. Selain itu, Delri juga menyampaikan inisiatif nasional dalam kerja sama terkait Sustainable Forest Management (SFM) dan inisiatif dalam pelaporan implementasi Sustainable Forest Management.

Praktik SFM di Indonesia dipantau dan dilaporkan secara berkala pada berbagai tingkat, Sistem Pemantauan/Monitoring Hutan Nasional (SIMONTANA) salah satu paltform pemantauan yang berkembang berdasarkan penginderaan jauh dan data terestrial; memberikan informasi hutan dan perubahannya secara akurat, transparan, terpadu dan terkini.

Pada pertemuan ASOF27, Delri juga menyampaikan sejumlah rekomendasi kerja sama regional. Pertama, mendukung Pengelolaan Hutan Berkelanjutan di Kawasan ASEAN melalui pengembangan Kesatuan Pengelolaan Hutan sebagai sarana pendekatan pengelolaan lanskap hutan dan alat untuk meningkatkan tata kelola hutan di kawasan ASEAN serta mendukung jaringan rehabilitasi mangrove di kawasan ASEAN.

Kedua, mempromosikan penerapan digitalisasi dan sistem informasi online dalam pengelolaan hutan AMS.

Ketiga, memperkuat kerja sama ASEAN melalui UNFCCC, UNFF dan platform Internasional lainnya. Upaya ini dilakukan melalui peningkatan koordinasi dan konsultasi antar AMS selama proses negosiasi di UNFCCC, pertemuan UNFF dan platform internasional lainnya; ASEC memfasilitasi pertemuan koordinasi dan konsultasi antar AMS sebelum pertemuan internasional (UNFCCC, UNFF dll).

Keempat, mempromosikan aksi perubahan iklim regional dengan mendukung FOLU Net Sink 2030 diantara AMS.

Kelima, memperkuat kerja sama ASEAN untuk mempromosikan perdagangan hasil hutan legal dan lestari. Upaya ini dilakukan dengan mendorong kerja sama saling pengakuan standar pengelolaan hutan lestari dan legalitas kayu antar AMS; pertukaran data dan informasi kebijakan dan implementasi perkayuan jaminan legalitas; pertukaran pengetahuan, pengalaman dan keahlian dalam pengembangan dan pelaksanaan promosi perdagangan kayu dan produk kayu legal.**

Ikuti Kami

Tags

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top