ebt, energi bersih, panas bumi

Memaksimalkan Potensi Panas Bumi di Indonesia Menuju Energi Bersih

SUARAENERGI.COM – Perubahan iklim global adalah hal yang nyata dan menjadi salah satu tantangan terpenting yang dihadapi seiring dengan kondisi geopolitik saat ini.

Transisi energi menuju energi terbarukan muncul sebagai solusi dalam menghadapi tantangan global. Untuk mengatasi perubahan iklim, Indonesia perlu fokus pada pengembangan sumber energi terbarukan.

Dari berbagai macam jenis energi terbarukan, panas bumi menjadi salah satu sumber energi terbarukan yang diprioritaskan untuk dikembangkan serta akan menjadi tulang punggung ketenagalistrikan di Indonesia.

Energi panas bumi yang dimiliki Indonesia belum dimanfaatkan secara maksimal. Hingga Juni 2024, pemanfaatan panas bumi di Indonesia baru mencapai 2,4 GW dari total potensi 23,9 GW.

Hal ini menjadi seruan untuk secara strategis memanfaatkan sumber daya yang kurang dieksplorasi dan pemanfaatan sehingga harus diiringi dengan kemampuan beradaptasi dari inovasi manusia dalam mendukung transisi menuju energi hijau.

Namun, upaya untuk mempercepat eksplorasi panas bumi di Indonesia masih menghadapi tantangan yang signifikan hingga saat ini.

Indonesia, sebagai salah satu negara terkemuka dalam industri panas bumi, melalui Asosiasi Panasbumi Indonesia (API) mengumumkan peluncuran acara tahunan, The 10th Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2024 bersamaan dengan Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) ke-24, sebagai bentuk komitmen nyata Indonesia mendukung perkembangan dan percepatan panas bumi.

The 10th IIGCE 2024 merupakan acara tahunan yang didukung Direktorat Jenderal Energi Terbarukan & Konservasi Energi (EBTKE), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) serta On Us Asia.

“Tahun ini menjadi momentum 1 dekade penyelenggaraan IIGCE, adapun rangkaian kegiatan dalam menyemarakan The 10th IIGCE 2024, dimulai dengan Golf Tournament (IGGC), Geothermal Fun Walk & Run, Field Trip, Pre-Conference Workshop, Technical Paper, Konvensi dan Eksibisi sebagai penutup program IIGCE 2024,” jelas Boyke Bratakusuma selaku ketua panitia pelaksana The 10th IIGCE 2024.

“The 10th IIGCE 2024 dirancang untuk mendorong dialog dan kolaborasi di antara para pemangku kepentingan panas bumi untuk membahas isu-isu utama untuk membuka peluang-peluang panas bumi dan mempercepat pembangunan panas bumi untuk mendukung transisi energi. Selain itu kegiatan ini menjadi wadah dalam mempromosikan kemajuan terbaru dalam penciptaan teknologi panas bumi, manajemen proyek, serta skema bisnis yang dipimpin oleh para ahli di industri,” imbuhnya.

Ketua Umum Asosiasi Panasbumi Indonesia (API) Julfi Hadi menjelaskan makna tema acara yakni “Powering Together: Stakeholder Unity in Geothermal Innovation and Acceleration”.

“Dalam konteks potensi panas bumi di Indonesia, tema ini menggambarkan esensi kolaborasi yang diperlukan untuk memaksimalkan manfaat sumber daya alam ini. Indonesia memiliki potensi panas bumi yang sangat besar, tersebar di berbagai wilayah, tetapi pengembangannya sering kali dihadapkan pada tantangan yang kompleks. Diperlukan kerja sama yang erat antara pemerintah, industri, akademisi, dan masyarakat setempat untuk mengatasi hambatan-hambatan ini,” terangnya.

Kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta dinilai jadi kunci dalam menggerakkan industri panas bumi di Indonesia. Langkah-langkah kebijakan yang mendukung, insentif fiskal, dan kerangka regulasi yang jelas dapat membuka pintu bagi investasi yang lebih besar dalam pengembangan proyek-proyek panas bumi.

Namun, untuk berhasil mengoptimalkan potensi ini, diperlukan inovasi teknologi yang terus-menerus. Kolaborasi antara industri, lembaga riset, dan perguruan tinggi dapat mempercepat pengembangan teknologi baru yang diperlukan untuk mengekstraksi panas bumi secara efisien dan berkelanjutan.

Selain itu, tema “Powering Together” juga menekankan pentingnya pendidikan dan kesadaran masyarakat tentang potensi dan manfaat panas bumi. Kolaborasi dalam mengedukasi masyarakat tentang energi bersih ini tidak hanya meningkatkan pemahaman, tetapi juga mendukung penerimaan sosial terhadap proyek-proyek panas bumi di daerah mereka.

Sementara itu, Direktur Jenderal EBTKE ESDM RI Eniya Listiani Dewi berharap acara ini menjadi titik temu bagi para pemangku kepentingan untuk meningkatkan kolaborasi, mengidentifikasi peluang baru, dan merumuskan strategi bersama untuk menghadapi tantangan yang dihadapi oleh industri panas bumi saat ini.

Sinergisitas yang dibentuk secara bersama-sama ini, dinilai Eniya, dapat mewujudkan visi misi untuk memperkuat industri panas bumi dan menciptakan masa depan yang berkelanjutan bagi semua di Indonesia.**

Ikuti Kami

Tags

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top