SUARAENERGI.COM, Baubau – Menjelang Ramadan 2025 dan Idul Fitri 1446 Hijriah, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan pasokan serta distribusi energi di seluruh Indonesia berjalan lancar. Berdasarkan hasil pemantauan di lapangan, ketersediaan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Sulawesi Tenggara dalam kondisi aman dengan jumlah stok yang mencukupi.
Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, menyampaikan bahwa cadangan BBM saat ini cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga 17-21 hari ke depan. Dalam kunjungannya, ia mengecek langsung Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pertamina 74.937.23, Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Baubau berkapasitas 30 Mega Watt (MW), serta Fuel Terminal BBM Baubau.
“Alhamdulillah, kapasitas (BBM) cukup sampai 17-21 hari. Jadi tidak ada masalah, baik dari minyak, pertalite, pertamax, maupun dari sisi solar, itu clear, Alhamdulillah,” ujarnya setelah meninjau sejumlah infrastruktur energi di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, pada Minggu (9/3).
Saat berada di SPBU, Menteri ESDM bersama Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), PT Pertamina (Persero), serta Balai Pengujian Minyak dan Gas Bumi Lemigas melakukan uji kualitas BBM RON 90 dan RON 92. Pengujian ini bertujuan untuk memastikan masyarakat mendapatkan bahan bakar berkualitas. Sebagai bentuk edukasi, Bahlil menginstruksikan Pertamina Patra Niaga untuk menyediakan sampel BBM RON 90 dan RON 92 di setiap SPBU agar masyarakat dapat mengenali perbedaannya.
“Insyaallah tidak perlu ada kekhawatiran terkait dengan kualitas BBM yang dijual. RON 90 ini sebenarnya yang disubsidi, sementara RON 92 itu harganya harga pasar, tidak disubsidi,” jelasnya.
Terkait ketersediaan B40 dan solar, Bahlil menegaskan bahwa pasokannya mencukupi hingga Idul Fitri. Terminal BBM Baubau juga berperan strategis dalam memenuhi 54% kebutuhan BBM di Sulawesi, sekaligus memasok ke Maluku serta menjadi cadangan bagi Nusa Tenggara Timur, Bima, dan beberapa wilayah lainnya.
Pemerintah telah menetapkan kuota BBM bersubsidi untuk Sulawesi Tenggara pada 2025. Jenis JBKP (Pertalite) mendapatkan alokasi 356.464 KL, dengan realisasi hingga Januari 2025 mencapai 25.919 KL atau 7,23% dari kuota. Sementara itu, kuota JBT (Biosolar) ditetapkan sebesar 153.227 KL, dengan realisasi mencapai 12.592 KL atau 8,22% dari kuota yang telah ditentukan.
Kondisi Kelistrikan
Selain memastikan stok BBM, Menteri ESDM juga memantau kondisi kelistrikan dengan mengunjungi PLTMG Baubau yang berkapasitas 30 MW. Pembangkit ini menjadi tulang punggung sistem kelistrikan Baubau dengan kontribusi sebesar 62,17% dari total beban puncak wilayah tersebut.
Berdasarkan data per 6 Maret 2025, beban puncak listrik di Baubau mencapai 51 MW, sedangkan kapasitas daya mampu mencapai 63 MW, menyisakan cadangan daya sebesar 11 MW atau sekitar 23%. “Kondisi ini menunjukkan bahwa sistem kelistrikan Baubau dalam kondisi aman dan siap memenuhi kebutuhan listrik masyarakat selama Idul Fitri 2025,” tegas Bahlil.
Meski demikian, ia menyoroti tantangan kelistrikan di beberapa wilayah terpencil, seperti Pulau Kaledupa di Wakatobi yang masih belum mendapatkan akses listrik, serta Pulau Tomia yang sering mengalami pemadaman akibat beban berlebih. Untuk mengatasi masalah ini, Bahlil meminta PT PLN (Persero) untuk mempercepat elektrifikasi di wilayah-wilayah tersebut.
“Tadi sudah sepakat Pak Dirut PLN dan beberapa direksi, mereka akan melakukan percepatan dalam rangka memenuhi kebutuhan. Karena masyarakat di sana itu memang mata pencariannya adalah perikanan. Jadi kalau listrik mati, storage-nya bisa nggak jalan,” jelasnya.
Sebagai langkah antisipasi selama periode Ramadan dan Idul Fitri, Kementerian ESDM akan membentuk Tim Posko Nasional Sektor ESDM yang bertugas memantau penyediaan serta distribusi BBM, LPG, dan listrik. Posko ini juga akan menangani mitigasi bencana geologi serta akan beroperasi mulai 17 Maret hingga 11 April 2025.