Minerba

Pemerintah Resmi Larang Ekspor Bauksit, Jokowi Sebut Butuh Nyali Besar

Presiden Jokowi

SUARAENERGI.COM – Pelarangan ekspor bijih bauksit yang dijalankan mulai 10 Juni 2023 lalu mendapat respon kurang baik dari pembeli luar negeri. Bahkan, Presiden Jokowi mengungkapkan kali ini Indonesia akan digugat China lantaran menjalankan kebijakan ini.

Dikatakan Presiden, sejak zaman VOC, Indonesia sudah mengirimkan bahan mentah ke Eropa terutama ke Belanda. Melihat kondisi tersebut, Pemerintah Indonesia tegas menghentikan satu-persatu kegiatan ekspor yang tidak membawa nilai tambah besar bagi negara.

“Kita setop kemarin sudah nikel dulu, lalu stop bauksit baru saja bulan ini,” ujarnya dalam acara 1 Dekade Bara JP di Youtube Kompas TV, Minggu (18/6).

Ditambahkan Presiden, kebijakan moratorium ekspor komoditas mineral membutuhkan nyali besar. Pasalnya, setelah melaksanakan pelarangan ekspor nikel 2020 lalu, Indonesia kena gugatan dari Uni Eropa. Meskipun dinyatakan kalah pada gugatan Uni Eropa di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), Pemerintah pun mengajukan banding.

“Uni Eropa saya juga masih berkawan baik kok dengan Presiden EU Ursula von der Leyen, bicara baik baik tapi ya kita hadapi. Jangan sampai digugat kalah langsung mundur, ya engga jadi industri kita,” kata Jokowi.

Belum selesai proses hukum dengan Uni Eropa, kali ini kebijakan larangan ekspor bijih bauksit akan kena gugatan China. “Ini bauksit kita ini digugat lagi, gak tau yang gugat, mungkin dari Tiongkok, karena ekspor kita banyak ke sana,” ujarnya.

Namun Jokowi bilang, Indonesia tidak gentar menghadapi gugatan itu. Menurutnya sebagai negara besar, nyali pun harus perkasa.

Setelah menjalankan kebijakan ekspor bijih bauksit, Presiden segera melakukan pengecekan langsung ke smelter milik PT Newmont.

Kemudian, pihaknya juga akan melihat langsung perkembangan pembangunan smelter Freeport Indonesia yang memproduksi katoda tembaga.

“Kalau (smelter katoda tembaga) sudah hampir selesai, tembaga setop lagi sehingga semuanya berproduksi dalam negeri,” ujar Jokowi.

Presiden menyatakan, Indonesia memiliki industri kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) yang besar, saat ini baru memulai untuk mengembangkan sudah kena berbagai gugatan. Namun, gugatan itu hanyalah awal tantangan dari target besar yang ingin dicapai Negara.

Jokowi bilang, Pemerintah baru mempersiapkan industri katoda, prekursor, nikel bertenologi High Pressure Acid Leaching (HPAL), kendaraan listrik, dan lithium baterai.

“Mungkin selesai di 2027, Insyaallah di 2028 tapi itu harus dicekin betul, berapa bulan ada perkembangan ga, ada progresnya ga,” tandasnya.

Ikuti Kami

Tags

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top