Limbah Sampah., Sampah, Zero Waste System

Perbandingan Pengelolaan Sampah Indonesia dengan 4 Negara Maju ini

TPU Bantar Gebang. Dok: Kompas

SUARAENERGI.COM – Berdasarkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Indonesia menghasilkan sampah sebanyak 67,8 juta ton di tahun 2020. Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia di tahun yang sama, diperkirakan setiap individu menghasilkan kurang lebih 250 kilogram sampah sepanjang 2020.

Dari data itu, diketahui bahwa sumber sampah terbesar berasal dari rumah tangga yakni sebanyak 37,3 persen. Jika berdasarkan jenisnya, 39,8 persennya adalah sampah sisa makanan. Sayangnya, sampah-sampah ini belum dikelola dengan baik.

Masalah Persampahan di Indonesia

Indonesia masih menggunakan metode pengolahan sampah open dumping dan landfill, di mana metode ini belum sepenuhnya berwawasan lingkungan. Melansir dari laman Departemen Geografi UGM, open dumping adalah metode membuang sampah begitu saja di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) tanpa perlakukan lebih.

Sedangkan metode landfill, yakni meratakan sampah dan memadatkannya. Tapi, proses yang dilakukan dengan alat berat ini berisiko mencemari tanah, air dan udara. Itulah mengapa metode pengolahan sampah yang berwawasan lingkungan sangat diperlukan.

Metode pengolahan sampah berwawasan lingkungan adalah inovasi dalam mengolah sampah dengan memanfaatkan pengetahuan dan teknologi berprinsip zero-waste system. Di Indonesia sudah ada beberapa inovasi pengolahan sampah menggunakan metode ini, namun belum maksimal.

Lain halnya jika dibanding dengan beberapa negara seperti Korea Selatan, Jepang, Jerman, dan Swedia, sudah menerapkannya dalam sistem pengolahan sampah nasional mereka. Hasilnya, Swedia menjadi negara kedua terbaik dalam ‘waste recovery’ versi riset dari pemasok kemasan RAJA Pack Inggris. Jerman disebut sebagai negara dengan pengolahan dan daur ulang terbaik di dunia versi Sustainability Mag, sedangkan Korea Selatan ada di urutan ketiga.

Metode Pengolahan Limbah di 4 Negara Maju

Pencapaian dari negara-negara itu tentu tidak diperoleh dengan instan. Sinergi antara pemerintah, stakeholder dan juga masyarakat berperan penting dalam tercapainya metode pengolahan sampah yang berwawasan lingkungan. Seperti yang dilakukan negara-negara berikut ini:

Jerman
Jerman digadang-gadang sebagai negara dengan pengolahan sampah terbaik di dunia. Sudah dua dekade terakhir Jerman berupaya untuk meningkatkan kesadaran bahwa sampah bisa menjadi sumber bahan baku dan energi yang bermanfaat.

Untuk mencapai tujuan itu, pemerintah Jerman lewat kementerian lingkungannya mengeluarkan Undang-Undang Manajemen Siklus Tertutup yang baru. Lewat kebijakan ini, pemerintah memberikan tanggung jawab pengolahan sampah kepada produsen dan distributor produk. Sehingga, produsen dan distributor ikut bertanggung jawab atas sampah-sampah yang dihasilkan. Dampaknya, kesadaran memilah sampah, penggunaan teknologi terbarukan, dan kapasitas untuk daur ulang, meningkat.

Melansir dari jurnal “Waste Management in Germany- Development to a Sustainable or Circular Economy?”, kini 14 persen bahan mentah yang digunakan dalam dunia industri mereka, berasal dari sampah. Selain itu, Jerman juga berhasil menerapkan skema daur ulang yang mampu mengurangi total sampah nasional sebesar 1 juta ton setiap tahunnya. Metode pengolahan sampah di Jerman ini, cukup kuat di bagian kebijakan dan aturan pengolahan sampah yang jelas serta tegas.

Swedia
Selain Jerman, negara ini juga dikenal dengan metode pengolahan sampah yang baik. Melansir dari laman DLH Semarang, ternyata Swedia mengimpor sampah dari beberapa negara, dan memanfaatkannya sebagai energi. Selain itu, pemerintah Swedia juga mengenai pajak yang besar bagi industri yang masih menggunakan bahan bakar fosil sejak awal abad ke-19.

Sampah-sampah di Swedia diolah dengan tiga proses, yang pertama penyaringan dan pemisahan sampah dalam air limbah. Kemudian, hasil dari tahap pertama akan diproses kimiawi dan menyisakan endapan, di mana endapan ini mampu menghasilkan biogas. Proses terakhir ialah mengonversi limbah dan nitrogen menjadi gas nitrogen, dengan bantuan bakteri khusus. Pengolahan sampah seperti ini sering disebut Waste to Energy (WTE).

Jepang
Tidak hanya negara di Eropa saja yang punya metode pengolahan sampah modern dan ramah lingkungan. Di Asia, ada beberapa negara yang menerapkan pengolahan sampah berwawasan lingkungan, salah satunya Jepang. Di Negeri Sakura, kebijakan pengolahan sampah telah ditetapkan berbarengan dengan teknologi daur ulang. Dengan kebijakan ini, Jepang mampu mengurangi keseluruhan timbunan sampah secara bertahap sejak 2005.

Kebijakan lain yang dibuat oleh pemerintah Jepang adalah Undang-Undang Pembersihan Limbah yang memiliki tiga tujuan. Yaitu, peningkatan kesehatan masyarakat, mengatasi masalah polusi dan perlindungan hidup, dan pembentukan masyarakat memahami siklus daur ulang yang sehat. Dengan kata lain, metode pengolahan sampah di Jepang mengutamakan penerapan 3R (Reduce, Reuse dan Recycle). Mereka juga ketat melakukan pemilahan sampah.

Korea Selatan
Satu lagi negara di Asia yang dikenal sangat ketat soal urusan sampah, yaitu Korea Selatan. Negeri Ginseng ini menerapkan Volume-based Waste Fee (VBWF) sebagai salah satu metode pengolahan sampah nasionalnya. Di mana, ada biaya pembuangan sampah berdasarkan ukuran volume. Karena kebijakan ini, warga yang ingin membuang sampah harus membayar. Selain itu, pemilahan sampah di Korea Selatan sangat ketat, baik sampah rumah tangga maupun industri. Jadi, akan ada denda dan hukuman bagi warga yang tidak mematuhi aturan ini.

Metode Pengolahan Sampah yang Bisa Diterapkan di Indonesia

Di Indonesia, perundang-undangan mengenai pengolahan sampah diatur dalam Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Sayang dalam praktiknya, permasalahan sampah di Indonesia masih menjadi pekerjaan rumah yang rumit. Menurut publikasi Departemen Geografi UGM (2019), beberapa faktor permasalahan sampah di Indonesia adalah tingginya jumlah sampah yang dihasilkan, tingkat pengelolaan pelayanan sampah masih rendah, TPA yang terbatas, institusi pengelola sampah, dan persoalan biaya.

Berkaca dari keempat negara di atas, Indonesia bisa saja mulai mengikuti metode pengolahan sampah berwawasan lingkungan. Di antaranya, pemerintah membuat kebijakan terkait pengolahan sampah yang baik dan minim dampak lingkungan, bekerja sama dengan stakeholder yang berorientasi pada lingkungan dan energi terbarukan, juga membuat aturan ketat soal pemilahan sampah, dari produsen, distributor hingga konsumen.**

Ikuti Kami

Tags

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top