SUARAENERGI.COM – Komitmen Regional Indonesia Timur Subholding Upstream Pertamina terhadap pemberdayaan masyarakat rentan di sekitar wilayah operasi perusahaan melalui kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) mendapatkan empat penghargaan Gold di ajang CSR & Pengembangan Desa Berkelanjutan (PDB Awards 2024).
Program yang dinilai yakni pemberdayaan kaum rentan Komunitas Adat Tertinggal (KAT) Loinang di wilayah kerja JOB Tomori di Sulawesi Tengah, Komunitas Adat Togong Tanga di wilayah kerja PEP Donggi Matindok Field di Sulawesi Tengah, petani garam di Bangkalan Madura binaan PHE WMO, dan petani gurem di Bojonegoro binaan PEP Sukowati Field. Selain mewujudkan masyarakat mandiri, program ini dianggap telah memberikan kontribusi dalam pencapaian agenda internasional Sustainable Development Goals (SDGs), antara lain tujuan 6 Akses Air Bersih dan Sanitasi, tujuan 8 Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, tujuan 13 Penanganan Perubahan Iklim, tujuan 15 Menjaga Ekosistem Darat dan tujuan 17 Kemitraan Untuk Mencapai Tujuan.
Penilaian dilakukan melalui seleksi dokumen, presentasi dan verifikasi lapangan terhadap sekitar 100 kandidat perusahaan pelaksana program CSR. Penjurian dilaksanakan oleh Indonesian Social Sustainability Forum bersama Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, dengan melibatkan Kemenko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Pertanian, Kementerian BUMN, Kementerian ESDM dan Kantor Kepresidenan.
Penghargaan tersebut diserahkan oleh Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin dan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Halim Iskandar kepada Direktur Regional Indonesia Timur Muhamad Arifin dan GM Zona 13 Benny Sidik di Jakarta pada Selasa (7/5).
“Sejalan dengan komitmen kami terhadap kinerja keberlanjutan yang tercermin dalam program Environmental, Social & Governance (ESG), antara lain kegiatan peningkatan kualitas lingkungan dan pemberdayaan masyarakat rentan di sekitar wilayah operasi, sehingga mereka berdikari dan mandiri dengan memaksimalkan potensi lokal,” ujar Muhamad Arifin.
Asih Loinang berlokasi di Dusun Tombiobong, Desa Maleo Jaya, Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah. Melalui program ini, JOB Tomori memenuhi 32 Kepala Keluarga KAT Loinang dalam penyediaan air bersih yang menggunakan metode eco water elevator dan menghidupkan kegiatan ekonomi untuk mengatasi masalah kelaparan dan kemiskinan, seperti budidaya ikan air tawar dan menyiram tanaman perkebunan.
Salt Centre Terintegrasi berlokasi Desa Banyusangka, Kab. Bangkalan, Madura yang bertujuan menghidupkan kembali kejayaan garam rakyat di pesisir Madura dengan teknologi tepat guna dan membangun kapasitas kelompok petani garam meningkatkan produksi di tengah perubahan iklim.
Kokolomboi Lestari berlokasi di Desa Leme-Leme Darat, Kecamatan Buko, Kabupaten Banggai Kepulauan, Provinsi Sulawesi Tengah dimana program ini melibatkan dan memberdayakan Masyarakat Adat Togong-Tanga yang merupakan suku asli Sea-Sea. Mereka yang dulu memenuhi kebutuhan hidup dengan menebang pohon, diberdayakan dengan kegiatan ekonomi budidaya lebah madu batu dan dahan yang ramah lingkungan melalui inovasi rumah lebah batang palem dan wisata minat khusus.
Sedangkan Prabu Kresna berlokasi di Desa Rahayu, Kec. Soko, Kab. Tuban yang mengangkat inovasi sistem swasembada pupuk melalui pengelolaan sistem Rumah Kompos (Rumpos) berbasis kelompok dengan sistem pola transaksi barter komoditas bahan limbah organik (kotoran ternak, hijauan, hama keong) dengan produk pupuk kompos siap pakai sehingga diharapkan dapat menggeser paradigma pertanian konvensional ke arah pertanian organik.