SUARAENERGI.COM – PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) dengan dukungan SKK Migas, PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI), dan PT Pertamina Hulu Energi (PHE) selaku induk perusahaan, menggelar Steel First Cut Ceremony Proyek Bekapai Artificial Lift (BKPAL) dengan menerapkan inovasi dan teknologi berupa proyek pemasangan Gas Lift Compressor Package dan berbagai komponen pendukungnya, dengan memodifikasi beberapa anjungan eksisting di Lapangan Bekapai lepas pantai Kalimantan Timur, Senin (28/08).
Proyek ini telah dikerjakan sejak 1 Desember 2022 silam oleh kontraktor PT Meindo Elang Indah dengan melibatkan 100% pekerja lokal. Melalui Steel First Cut Ceremony ini, tahap fabrikasi telah dimulai dan akan diikuti oleh tahap offshore installation, commissioning, dan start-up. Seluruh pekerjaan direncanakan selesai pada bulan Februari 2024.
Acara seremoni dihadiri oleh Kepala Departemen Operasi SKK Migas Kalimantan Sulawesi (KalSul), Deddy Hidayat, VP Production & Project PHE, Iman Budi Hartawan, Senior Manager Projects PHM Alfie Hujiansyah, serta jajaran manajemen lainnya, dilaksanakan secara luring di PT Meindo Elang Indah di Handil, Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Dalam sambutannya, General Manager PHM Setyo Sapto Edi mengungkapkan bahwa Proyek Bekapai Artificial Lift ini bertujuan untuk meningkatkan produksi minyak dari Lapangan Bekapai. “Proyek ini merupakan salah satu upaya Perusahaan dalam menerapkan inovasi dan teknologi yang berguna untuk menahan laju penurunan produksi alamiah dan mempertahankan tingkat produksi migas lapangan-lapangan yang sudah mature,” jelas Edi.
Proyek ini sangat ditunggu penyelesaiannya sesuai waktu yang sudah direncanakan karena diharapkan akan dapat menambah produksi minyak dari Lapangan Bekapai.
“Kami terus menerapkan inovasi dan aplikasi teknologi dalam kegiatan pemeliharaan, perbaikan, dan reaktivasi sumur-sumur migas sehingga menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi dan usia sumur yang lebih panjang,” ujar Edi.
Selain itu, Edi juga menyinggung soal aspek keselamatan kerja yang menjadi nilai utama Perusahaan dan meyakini bahwa setiap orang memiliki peran penting dalam menjalankan prinsip kebijakan, peraturan, dan praktik terbaik di bidang keselamatan sehingga nihil kecelakaan atau zero incident dapat dicapai.
Kepala Departemen Operasi SKK Migas Kalimantan Sulawesi, Deddy Hidayat, menyambut baik upaya PHM untuk terus mempertahankan tingkat produksi di WK Mahakam. “Ini merupakan salah satu bagian dari upaya SKK Migas dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dalam merealisasikan pencapaian target produksi 1 juta barel minyak per hari (BOPD) dan 12 miliar standar kaki kubik gas per hari (MMSCFD) pada tahun 2030,” ujar Deddy.
Deddy juga menerangkan bahwa Proyek Bekapai Artificial Lift ini merupakan hasil implementasi dari strategi pertama SKK Migas yakni Mempertahankan Tingkat Produksi Eksisting. “Dengan fasilitas tambahan ini, diharapkan upaya mempertahankan penyediaan minyak dapat tercapai dan akan terjadi penambahan produksi di Lapangan Bekapai sebesar 2,5 juta barel (MMbbl) minyak dan 1,4 miliar kaki kubik (BCF) gas,” tambahnya.
VP Production & Project PHE, Iman Budi Hartawan, berharap Proyek Bekapai Artificial Lift ini akan dapat menambah panjang usia produksi sumur-sumur yang bermuara di platform BG dan BL hingga 2030, sehingga pendekatan yang sama dapat diterapkan pada sumur-sumur lain di Lapangan Bekapai.
“Secara teknis proyek ini cukup menantang, karena para engineer di PHM harus memodifikasi anjungan yang sebelumnya sudah pernah dimodifikasi. Tantangan lainnya adalah proyek ini harus tetap selesai tepat waktu, agar keekonomiannya terjaga,” kata Iman.
PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) merupakan anak Perusahaan PHI yang menjalankan operasi dan bisnis hulu migas sesuai prinsip ESG (Environment, Social, Governance) di Wilayah Kerja Mahakam di Kalimantan Timur. PHM bersama anak perusahaan dan afiliasi PHI lainnya terus melakukan beragam inovasi dan aplikasi teknologi dalam menghasilkan energi yang selamat, efisien, handal, patuh, dan ramah lingkungan.