SUARAENERGI.COM – PT PLN (Persero) mengajukan Penyertaan Modal Negara (PMN) senilai Rp 3 triliun di tahu 2025, untuk melanjutkan program listrik desa (lisdes) demi mencapai target rasio elektrifikasi 100 persen.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menyebutkan PLN tidak mendapatkan PMN pada tahun 2023 dan 2024. Dengan begitu dia berharap agar perusahaan bisa mendapatkan suntikan modal di tahun depan.
“Kami mengajukan alokasi PMN untuk program lisdes senilai Rp 3 triliun untuk 2025, untuk mendukung target rasio desa berlistrik 100 persen di 2027,” ujarnya saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VI DPR, Rabu (10/7).
Darmawan menuturkan, target program lisdes di 2025 yakni mencakup 192 kabupaten , 548 kecamatan, 1092 desa, dengan jumlah pelanggan 85 ribu.
Menurut dia, investasi pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan di daerah 3T (Terdepan, Terpencil Terluar) 10 kali lipat lebih mahal dibandingkan di daerah non 3T, dengan rate of return program lisdes antara 2-3 persen.
Selain itu, lanjut Darmawan, biaya penyambungan tenaga listrik di daerah 3T di Jawa-Bali mencapai Rp 18,5 juta per pelanggan, kemudian daerah Sumatera-Kalimantan Rp 38,7 juta per pelanggan, dan Papua-Nusa Tenggara mencapai Rp 35,3 juta per pelanggan.
“Investasi untuk penyambungan ketenagalistrikan untuk rumah daerah non 3T itu Rp 2-2,5 juta per rumah,” ungkapnya.
Darmawan menyebutkan, PLN sudah mengalokasikan anggaran internal Rp 4,75 triliun untuk program lisdes sepanjang tahun 2023, meliputi hampir 2.000 desa dan 211.047 pelanggan.
“Untuk 2024 kami alokasikan anggaran internal PLN Rp 1,47 triliun, ini jumlah desanya menurun 149 desa dan 20 ribu pelanggan. Untuk 2025 kami mengajukan (PMN) Rp 3 triliun,” katanya.**
