Listrik

PLN Kembali Buka Kolaborasi Global, Bersama 5 Perusahaan Dunia Sepakati Pengembangan Listrik Hijau Nasional

SUARAENERGI.COM – PT PLN (Persero) terus memperluas jalinan kolaborasi di tingkat global demi mengakselerasi transisi energi. Dalam gelaran Enlit Asia 2023, PLN menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan lima perusahaan energi terkemuka dunia untuk pengembangan ekosistem hijau di tanah air.

Kelima perusahaan tersebut adalah PT Hitachi Sakti Energy Indonesia, Electricite de France SA (EDF), GE Vernova, The Danish Energy Agency dan China Southern Power Grid International (HK) Co., Ltd. Melalui kolaborasi dengan kelima perusahaan ini, PLN akan memperoleh dukungan dalam menjalankan transisi energi untuk mencapai _net zero emissions_ di tahun 2060.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, dalam rangka menghadapi krisis perubahan iklim, komunitas energi global mesti bersatu. Sehingga, tantangan transisi energi yang muncul di berbagai bidang mulai dari inovasi teknologi, investasi dan kebijakan bisa segera diatasi.

“Dengan kolaborasi ini, kita tidak hanya akan mampu memetakan setiap tantangan yang ada, tetapi juga mampu mengatasi setiap tantangan tersebut. Sehingga, misi besar transisi energi bisa terwujud,” ungkap Darmawan dalam Enlit Asia 2023 dengan tema”Strengthening ASEAN Readiness in Energy Transition” pada Selasa, (14/11) di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang Selatan.

Berbagai upaya mencapai misi besar ini terlihat dari MoU yang dijalin PLN dengan 5 perusahaan tersebut. Seperti MoU PLN dengan HK dalam menjajaki peluang kemitraan jangka panjang untuk pengembangan High Voltage Direct Current (HVDC), _pumped storage_, interkoneksi antarpulau, hingga _smart grid_.

Sedangkan MoU PLN dengan EDF, GE Vernova, dan The Danish Energy Agency akan melingkupi _joint study_ melalui pertukaran informasi dalam berbagai hal untuk mendukung transisi energi di Indonesia.

Berbagai kolaborasi ini searah dengan identifikasi perseroan terkait tantangan _mismatch_ sumber energi baru terbarukan (EBT) yang terisolir dengan pusat _demand_ listrik di perkotaan.

“Kami telah mengidentifikasi adanya _mismatch_ antara potensi EBT yang besar dengan pusat _demand_ (listrik). Kami sedang dalam proses merancang pembangunan _green enabling transmission line_ untuk memfasilitasinya,” tambah Darmawan.

Tantangan berikutnya datang dari listrik EBT yang bersifat intermiten, fluktuatif dipengaruhi perubahan cuaca. Dalam hal ini, PLN siap membangun _smart grid_ yang dilengkapi dengan _flexible generation_, _smart transmission_, _smart distribution_, hingga _smart meter_.

Untuk menyukseskan seluruh upaya tersebut, PLN telah merancang _Accelerated Renewable Energy Development_ (ARED). Melalui ARED, pengembangan _green enabling transmission line_ dan _smart grid_ akan terus didorong untuk memperkuat sistem suplai listrik hijau di Indonesia.

“Bisakah PLN melakukannya sendiri? jawabannya tidak. Ini adalah tantangan global, kita harus mengatasinya dengan cara yang terpadu. Komunitas global harus bersatu untuk mengatasi tantangan perubahan iklim,” pungkas Darmawan.

Ikuti Kami

Tags

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top