SUARAENERGI.COM – Pemerintah Indonesia terus memenuhi komitmennya dalam mengimplementasikan upaya transisi energi dengan menetapkan Enhanced National Determined Contribution (NDC) yang bertujuan signifikan dalam menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK). Target penurunan emisi GRK pada tahun 2030 mencapai 32%, setara dengan 358 juta ton CO2 dari tingkat Business as Usual (BAU), menjadi langkah strategis untuk menghadapi tantangan perubahan iklim global.
Tidak dapat disangkal bahwa transisi energi akan memicu peningkatan kebutuhan akan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas yang memegang peranan krusial dalam kesuksesan proses transisi energi di Indonesia. Ini merupakan tantangan yang harus dihadapi.
Dalam upaya untuk menghadapi tantangan tersebut, Kementerian ESDM mengadakan kegiatan “EBTKE Goes to Campus” dengan menyelenggarakan kuliah umum berjudul “Akselerasi Pemanfaatan Energi Surya Untuk Transisi Energi”. Kegiatan ini diselenggarakan di Universitas Negeri Semarang (UNNES), Jawa Tengah pada Kamis (7/3) dengan tujuan memberikan pendidikan dan meningkatkan pemahaman mahasiswa terkait transisi energi. Diharapkan kegiatan ini dapat menjadi forum transfer ilmu antara mahasiswa dan para pelaku perubahan transisi energi di masa depan.
“Kami hadir di sini untuk membangun SDM yang tangguh dan kompeten untuk mendukung upaya transisi energi Indonesia, semoga adik-adik di sini dapat menjadi agent of change untuk transisi energi yang menjadi penerus estafet pembangunan,” ucap Direktur Aneka Energi Baru dan Terbarukan Direktorat Jenderal EBTKE Andriah Febby Misna saat memberikan sambutan pada kegiatan tersebut.
Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara Kementerian ESDM dan Kedutaan Besar Inggris di Jakarta, yang bekerja sama melalui program Menuju Transisi Energi Rendah Karbon Indonesia (MENTARI), turut menghadirkan pakar bidang energi baru dan terbarukan di berbagai instansi sebagai narasumber.
Febby juga menambahkan bahwa teknologi memegang peranan kunci dalam proses transisi energi. “Kami mengharapkan dukungan ataupun kontribusi dari perguruan tinggi untuk bisa mengembangkan berbagai penelitian dan inovasi untuk bisa menghasilkan teknologi-teknologi yang efisien, sehingga bisa mengurangi biaya dan lebih terjangkau bagi masyarakat umum,” tambahnya.
Pada kesempatan yang sama, Economic Adviser and Private Sector Development British Embassy, Patrick Tsui menyampaikan bahwa, acara ini merupakan dukungan Pemerintah Inggris kepada universitas dan pemuda di Indonesia untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman serta memberikan pandangan baru bagi para mahasiswa tentang masa depan energi terbarukan di Indonesia.
“Kegiatan ini adalah batu loncatan pertama untuk membantu pemerintah dalam menciptakan lebih banyak insinyur, penasihat, dan pemimpin proyek energi terbarukan di Indonesia,” pungkasnya