Migas

SKK Migas Melihat Produksi Migas di Jabanusa Melebihi Target

SUARAENERGI.COM – Kepala Perwakilan SKK Migas Jabanusa, Nurwahidi dalam talkshow yang dihelat Komunitas Media Energi dengan Tema “Optimalisasi Potensi Migas Jawa Timur dan Madura Demi Perkuat Energi Nasional dan Kesejahteraan Masyarakat” yang dilaksanakan oleh Komunitas Media Energi pada Rabu (8/11) di Jakarta menyebutkan bahwa SKK Migas melihat kinerja dari produksi di Jabanusa saat ini dari sisi produksi minyak melebihi target. Sedangkan dari gas kita capai target bahkan dari potensial melebihi target. Tapi serapan dari gas di wilayah Jawa Timur masih dibawah potensi yang ada.

“Kebutuhan energi semakin bertambah seiring dari lifestyle manusia. Semakin tinggi taraf hidupnya, maka kebutuhan energi akan bertambah. Ini challange di satu sisi kita perlu menambah dari sisi produksi tapi di sisi lain juga perlu menjaga aspek lingkungan,” ucap dia.

Tren secara proporsional diungkapkan Nurwahidi mengalami kenaikan drastis adalah dari EBT. “Kondisi di antara suplay dan demand di Indonesia, tren produksi kita dalam satu dekade turun dibanding konsumsi yang terus naik sehingga ada gap,” bebernya.

SKK Migas telah mencanangkan di tahun 2030 bisa capai produksi 1 juta barel BPOD dan 12 miliar gas.

“Apakah mampu? Ini tantangan untuk menarik investor masuk ke Indonesia. Di Jabanusa produksi minyak masih terbesar secara rata rata tahunan dan dikontribusikan dari Exxon Mobile Cepu limited, kalau gas sekitar 15 % itu dimanfaatkan oleh industri lokal’ tegas Nurwahidi dengan semangat.

Dijelaskan Nurwahidi pula, gambaran kedepan prospek meningkatkan produksi tersebut cukup besar, karena banyak proyek yang dicanangkan kedepan. Ada sekitar 20 proyek akan dilaksanakan dalam 5 tahun kedepan. Ada banyak prospek yang bisa dikerjakan,

“Kontribusi hulu migas secara nasional 60-70 persen berkontribusi dalam pendapatan negara. Tren pendapatan negara di 2022 Sekitar 270 triliun yang disumbangkan industri hulu migas ke negara.,” ungkapnya.

“Target kita lifting gas sudah tercapai secara serapan industri di Jatim dan Jateng masih di bawah potensi dari lifting kita ini jadi tantangan bagi kita,” imbuh dia.

Nurwahidi juga menyampaikan terkait Produksi Gas di wilayah Madura. “Produksi Gas merupakan komponen KKKS terbesar adalah HCML, PETRONAS dan lain-lain itu ada di wilayah Madura, 70 persen di Jabanusa kontribusinya dari KKKS dari Madura,” sebutnya.

Nurwahidi berharap operasi perusahaan Migas di wilayah Madura akan dapat meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat sekitar.

“Kita harap ini bisa tingkatkan kesejahteraan masyarakat Madura, ini yang kita pikirkan. Potensi gas di Jatim dan Jateng cukup besar. Pada 2023 potensinya 750 mmcfd, namun serapannya baru 552 mmcfd saja. Masih ada sisa yang belum tersalurkan ke konsumen, maka perlu kita optimalkan. Komersialisasi jadi kunci bagaimana agar penyerapan gas optimal. Optimalkan gas yang tersisa sekitar 25% apakah memungkinkan industri dibangun di Madura ini yang kita pikir bersama,” tutupnya.

Sementara itu pembicara lain, Senior Manager PGN Saka, Andri Simbolon menjelaskan terkait kiprah perusahaan Migas. Banyu Urip Mangrove Center di Eco wisata di ujung Pangkah Gresik.

“Awalnya PPM untuk menanggulangi abrasi, tidak mudah, tapi bisa dimulai. Kami kerjasama dengan kelompok nelayan. Kita bisa mengubah kawasan yang tidak terawat menjadi tempat eco wisata . Secara singkat apa yang jadi visi misi ketika kami hadir di masyarakat adalah menjalankan PPM adalah untuk kearifan lokal. Selain sebagai perusahaan migas kita hadir juga untuk income benefit bagi masyarakat. Ini contoh program CsR berkelanjutan. Kita harap bisa independen dan bisa menciptakan local champion. Kita mohon dukungan pemda,” pungkasnya.

Ikuti Kami

Tags

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top