SUARAENERGI.COM – PT PGN Tbk (PGAS), Subholding Gas PT Pertamina (Persero), mencatatkan laba bersih sebesar US$ 278,1 juta atau sekitar Rp 4,34 triliun (asumsi kurs Rp 15.600 per US$) sepanjang 2023.
Direktur Utama PGN Arief Setiawan Handoko mengatakan, laba bersih tahun berjalan yang diatribusikan ke entitas induk tersebut berasal dari laba operasi perusahaan yang tercatat mencapai US$ 542,42 juta atau sekitar Rp 8,46 triliun.
Adapun pendapatan perusahaan pada 2023 tercatat mencapai US$ 3,65 miliar atau sekitar Rp 56,9 triliun.
“Kami bersyukur dapat melewati tantangan sepanjang tahun 2023 dengan pencapaian tersebut. Kinerja keuangan yang diperoleh ini sebagai wujud upaya Manajemen untuk mengelola bisnis hilir gas bumi yang optimal, handal serta aman namun tetap memberikan value bagi pemegang saham dan pemangku kepentingan lain yang terkait,” ungkap Arief, dalam keterangan resmi, Rabu (13/3/2024).
Dari sisi pencapaian operasional pada 2023, PGN berhasil mengalirkan volume niaga sebesar 923 miliar British thermal unit per hari (BBTUD) untuk kebutuhan industri, komersial, transportasi dan rumah tangga, sedangkan untuk volume transmisi dalam bisnis pengangkutan sebesar 1.458 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).
Dari sisi produksi terangkut (lifting) minyak dan gas bumi, volume yang dihasilkan adalah 25.083 barel setara minyak per hari (BOEPD) dan untuk transportasi minyak terdapat kenaikan signifikan dari 38.471 BOEPD pada 2022 menjadi 155.775 BOEPD pada 2023. Pada LPG processing, volume sepanjang 2023 terhitung berjumlah 106 ton per hari.
Dari sisi jumlah pelanggan, jumlah pelanggan yang dimiliki PGN telah mencapai 830.935 pelanggan dengan rincian 825.856 rumah tangga, 3.103 industri dan komersial, serta 1.976 pelanggan kecil.
PGN dalam perannya sebagai pengelola hilir gas bumi di Pertamina, secara berkelanjutan akan menjalankan kegiatan operasional dan investasinya secara inovatif dan prudent agar dapat menciptakan pertumbuhan bisnis organik serta memberikan efek berganda (multiplier effect) bagi perekonomian nasional.
Selain itu, lanjut Arief, PGN juga lebih fokus dalam pengembangan utilisasi gas bumi yang ramah lingkungan di masa transisi energi menuju energi terbarukan.
“Kami menjalankan peran yang cukup challenging dalam rangka era transisi energi dari fosil ke EBT. Dengan posisi kunci sebagai salah satu aggregator gas bumi di Indonesia, harapan kami adalah dapat mengisi masa transisi ini melalui penyediaan gas bumi sebagai energi bersih kepada masyarakat,” pungkas Arief.