SUARAENERGI.COM – Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Rachmat Kaimuddin melaksanakan kunjungan kerja ke 4 pabrikan kendaraan listrik di China pada tanggal 18-20 Desember 2023. Kunjungan ini diketahui merupakan gerak cepat pemerintah untuk mensosialisasikan paket kebijakan insentif yang baru saja diluncurkan untuk menarik investasi kendaraan listrik ke Indonesia.
Agenda tersebut diketahui merupakan salah satu tindak lanjut diterbitkannya Peraturan Presiden Nomor 79 Tahun 2023 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 Tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan.
Pada peraturan ini, pabrikan dapat mengimpor kendaraan listrik secara Completely Built Up (CBU) sampai dengan tahun 2025 dan mendapatkan fasilitas insentif bea masuk dan pajak dengan mempertimbangkan realisasi pembangunan, investasi, dan atau peningkatan produksi kendaraan listriknya. Paket insentif ini ditujukan bagi investor atau pabrikan kendaraan listrik yang berkomitmen untuk membangun kapasitas produksi di Indonesia, sehingga diharapkan industrialisasi di Indonesia dapat terbangun dan lebih banyak tenaga kerja terserap baik secara langsung ataupun tidak langsung.
Mengenai hal tersebut, ke-4 pabrikan kendaraan listrik ini menyatakan apresiasi terhadap program insentif yang baru diluncurkan dan berkomitmen untuk berinvestasi di Indonesia. Pabrikan-pabrikan kendaraan listrik ini juga berkomitmen untuk memenuhi aturan TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) melalui kerja sama dengan industri komponen lokal serta membawa rantai pasoknya ke Indonesia.
“Pemerintah saat ini juga tengah menyelesaikan peraturan teknis insentif kendaraan listrik ini, sehingga program insentif dapat diimplementasikan pada awal tahun 2024”, ujar Deputi Rachmat, Jumat (22/12/2023).
Ke depan, lanjut Deputi Rachmat, Pemerintah akan mensosialisasikan program ini kepada lebih banyak pabrikan kendaraan listrik agar mereka membangun kapasitas produksinya di Indonesia.
“Dengan banyaknya variasi mobil listrik di Indonesia, diharapkan harga mobil listrik akan semakin terjangkau sehingga lebih banyak masyarakat yang beralih menggunakan mobil listrik”
Selain ke pabrikan kendaraan listrik, pertemuan juga dilakukan dengan salah satu pabrikan baterai di China. “Sebagai salah satu komponen utama kendaraan listrik, komitmen investasi dan pembangunan industri baterai sangat penting untuk didorong. Industri baterai juga diperlukan untuk mendukung pengembangan Energi Terbarukan yang saat ini sedang digalakkan Pemerintah”, tutur Deputi Rachmat.
Bagi Pemerintah Indonesia, adopsi kendaraan listrik sangat penting sebagai implementasi komitmen Indonesia untuk mewujudkan Net Zero Emission pada Tahun 2060 atau lebih cepat.
“Selain itu, melalui adopsi kendaraan listrik, dapat menurunkan subsidi BBM serta mengurangi polusi udara,” pungkas Deputi Rachmat.