SUARAENERGI.COM – PT Borneo Alumina Indonesia menerima kunjungan kerja Wakil Menteri BUMN Republik Indonesia Kartiko Wirjoatmodjo di kawasan pembangunan Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Mempawah, Kalimantan Barat. Kunjungan tersebut merupakan langkah Kementerian BUMN dalam mendukung pelaksanaan proyek strategis nasional dalam memenuhi kebutuhan alumina di Indonesia.
Dalam kunjungan tersebut, Wamen Kartiko meninjau progress dari pembangunan Smelter yang sudah dimulai proses pembangunannya sejak 2019 lalu. Dalam kunjungan tersebut terlihat progress pembangunan SGAR Mempawah sudah mencapai 68%, dengan target selesai pada tahun 2024.
Proyek SGAR akan menghubungkan rantai pasokan antara mineral bijih bauksit (Kalimantan Barat) dengan pabrik peleburan aluminium (INALUM). Jika sudah beroperasi, diperhitungkan bisa memproduksi 1 juta ton alumina per tahun (bahan baku 3.3 juta ton bauksit per tahun). Ditargetkan akan mulai berproduksi pada tahun 2024 dan mencapai full kapasitas produksi pada 2025.
Smelter Grade Alumina Refinery yang berada di Mempawah merupakan projek strategis yang dijalankan secara kolaborasi oleh INALUM dan ANTAM melalui anak usaha INALUM yaitu PT Borneo Alumina Indonesia (BAI). SGAR Mempawah merupakan bagian dari aksi korporasi INALUM dalam menciptakan ekosistem industri aluminum yang terintegrasi dari hulu hingga hilir. INALUM berharap terus mendapatkan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan agar cita-cita Indonesia bisa segera tercapai dan hilirisasi aluminium nasional cepat terwujud.
Hadir dalam kegiatan kunjungan tersebut Direktur Portofolio dan Pengembangan Usaha MIND ID Dilo Seno Widagdo dan Direktur Utama PT INALUM Danny Praditya, Direktur Pengembangan Usaha INALUM Melati Sarnita dan Direktur Utama BAI Leonard Manurung.
Beberapa aksi korporasi lain yang dilakukan oleh INALUM dalam rangka peningkatan kapasitas produksi sebagai respon atas tingginya potensi pasar aluminium nasional yang saat ini memiliki permintaan hingga 1 juta ton. Proyek-proyek tersebut antara lain, Proyek Upgrading Teknologi Tungku Reduksi yang akan selesai pada tahun 2023, Optimalisasi Smelter Kuala Tanjung yang ditargetkan akan meningkatkan kapasitas produksi di tahun 2024-2025 dan Proyek Diversifikasi Aluminium Remelt IAA.